Rabu, 18 April 2012

Analyzing a Short Story “THE STANDARD OF LIVING” by Dorothy Parker


CHARACTER:

  • Major character:
Annabel and Midge are beatifull (looked alike in their shape of their bodies, their movement, their style and their adornments). They are escapist (what would you do if you had a million dollars?), arrogant and greedy.

  •     Minor character:

  1.  Silvia: has bad mean (I’ go out and hair somebody to shoot Mrs. Gary Cooper..)
  2. All young office worker: attentive (all that young office worker are besought not to do).
  3. Young men: badger (whistles)
  4. Pearl shop clerk: hospitable and friendly (the clerk bowed)

CHARACTERIZATION:
The author presents the character by
  1.  Action (Annabel and Midge held their heads higher, …)
  2. Describing appearance (looked alike in their shape of their bodies, their movement, their style and their adornments)
  3. Revealing what others in the story think of this character: (young men grouped lethargically about whistles).
POINT OF VIEW:The author used the third person point of view; Annabel and Midge. The author used an omniscient method, because the author knew well about the characters’ personality.

SETTING:
  1. Time: afternoon, evening, Sunday, morning, September.
  2.   Place: office, shop window, pearl shop, fifth Avenue.
  3.   Condition: icily, arrogant, enthusiasm, disdain.
PLOT:
  1.   Exposition: the author tells the characters (Annabel and Midge) and their habitual.
  2.   Rising action: the characters (Annabel and Midge) imagine that they get a million dollars for buying a pearl.
  3.  Climax: The pearl is very expensive; the cost is more than what Annabel and Midge guess before.
  4.  Falling action: the cost makes them abandon their plan in buying the pearl.
  5.  Resolution: they imagine again on getting more much money than a million dollars.


THE SUMMARY:

The short story tells about two girls who are very excessive. They are Annabel and Midge. They eat luxurious food, elegant appearance, coddling their life which is unsuitable with their standard life. They are stenographic of an office that the wages of eighteen dollars and fifty cents a week for Annabel, and sixteen dollars for Midge.

Their greed of the luxurious world makes them live in fool paradise. One day, they have a big imagination of having money a million dollars. They arrange their planning on what they will do if they have million dollars. The dissimilarity of planning bursts their relationship a while. Then their relationship is well while they want to use the money for the same thing, for buying a pearl.

Continually they go to the pearl shop for asking the cost of the pearl that they dreamt. Unconfidently they enter the pearl shop. Their arrogances are wedged of all the luxurious things in the shop. Their luxurious style of life is nothing than the luxurious things in the shop.

After knowing the cost of the pearl are more expensive than what were they think before, the go out from the pearl shop with a degradation on their face. In the middle of their degradation, Annabel arouses their life enthusiasm by dreaming of getting more than a million dollars money.  

MORAL VALUE:
I think, from this short story I can took a lesson that "just be alive on our standard life or it will blotting out our life freedom then".

Selasa, 13 April 2010

Makna Blog


(ditulis untuk ujian praktik TIK MAN Jember 1 2010)

Blog adalah kependekan dari Weblog (Jorn Barger,1997).Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara continyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri.

Blog kemudian berkembang mencari bentuk sesuai dengan kemauan para pemilik blog.Blog yang pada mulanya merupakan "catatan perjalanan" seseorang di internet ,yaitu link ke website yang dikunjungi dan dianggap menarik kemudian berkembang.Kini blog lebih banyak berisi pendapat-pendapat yang bahkan mengekpresikan sarkasme mereka pada isu yang berkembang.

Dari isi blog tadi biasanya blog kemudian menjadi jendela yang memungkinkan kita "mengintip" isi kepala dan kehidupan sehari-hari pemiliknya.Blog adalah cara mudah untuk mengenal kepribadian seseorang blogger.Topik-topik apa yang dia sukai dan tidak dia sukai,apa yang dia pikirkan,apa tanggapannya pada suatu isu.Seluruhnya biasanya tergambar jelas dari Blog-nya.

Blog dapat pula dikategorikan sebagai e-learning.Sebuah Blog dapat dijadikan media belajar interaktif,misalnya sebuah komunitas guru di sekolahan rame-rame membuat blog yang isinya menyagkut mata pelajaran yang dimampu masing-masing guru. Kemudian ada siswa yang mengakses di blog tersebut,Si siswa mengisi comment diblog,sehingga terjadi komunikasi dalam sebuah blog tanpa dibatasi sebuah protokoler antara guru dan murid.Blog juga dapat menjadi media untuk mengungkapkan usul,komentar dan uneg-uneg seorang siswa tentang sistem pengajaran yang ada di sekolah,sehingga pihak guru dan sekolah dapat meningkatkan kinerja mereka sesuai yang diharapkan para peserta didik dalam hal ini adalah sisiwa sekolah.

Dengan semakin berkembangnya zaman Blog-pun juga semakin berkembang.Jika dahulu mengiklankan sebuah produk perusahaan dengan menggunakan media cetak atau pamflet dan poster,maka sekarang mempromosi sebuah produk dapat menggunakan blog yang murah meriah dan gratis.Blog juga dapat dijadikan sebagai media promosi seorang penulis untuk memasarkan bukunya.Dengan menggunakan blog seorang fotografer dapat menjual karya fotografinya.






Pustaka:


Minggu, 11 April 2010

FATWA MEROKOK HARAM


Tau ngga'....
kalau akhir-akhir ini ..
Indonesia gempar dengan adanya fatwa merokok jebolan dari Islam Muhammadiyah.Menanggapi semua kontradiksi masyarakat ketua umum Muhammadiyah Din Syamsuddin menjelaskan bahwa fatwa haram merokok bukan jebolan Muhammadiyah melainkan masih hasil diskusi dari majlis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dengan latar belakang merokok merupakan hal lebih banyak mengandung kerugia dibanding keuntungannya.
Selain itu Din juga menegaskan bahwa Tarjih & Tajdid merupakan lembaga Muhammadiyah yang menangani masalah keagamaan,jadi bukan suatu hal yang berkemungkinan besar bahwa fatwa itu merupakan keluaran Muhammadiyah.Fatwa bukan keluaran organisasi (Muhammadiyah),kalaupun fatwa yang ada hendak dijadikan sebagai keluaran organisasi maka fatwa tersebut harus di dibawa oleh majlis Tarjih ke Munas Muhammadiyah untuk dibahas.



Diambil dari harian jawa pos.